Tarantula saya Male atau Female ?
Pertanyaan ini merupakan salah satu pertanyaan yang banyak kami dapatkan. Tentunya sangat wajar setiap keeper ingin tahu mengenai peliharaannya. Umumnya keeper pemula ingin memiliki sepasang tarantula beberapa berharap pula sepasang tarantula ini akan dapat hidup rukun sakinah, mawaddah, warrohmah dalam satu kandang sejak usia sling hingga mereka memiliki anak cucu yang lucu imut dan manja. Ide ini tentunya wajar karena kebanyakan pet seperti hamster, kelinci, kucing, burung, anjing, bahkan reptil memang umum di keep secara berpasangan dengan harapan bisa berkembang biak, tidak seperti keepernya yang jomblo.
Tetapi tarantula tidak bisa begitu ferguso ! Hampir semua jenis tarantula akan saling memakan (kanibal), hanya sedikit saja jenis yang dapat dipelihara komunal. Jadi jika kamu satukan dua tarantula walau jenisnya sama dan yang satu male dan yang lainnya female maka akan terjadi “The Hungger Game”, survival of the fittest dan hanya akan tersisa satu ekor. Jadi motivasi mengetahui jenis kelamin tarantula yang jelas bukan untuk menyatukan dalam satu kandang ya !
Saya ingin breeding tarantula ! Saya tidak ingin tarantula saya menjadi jomblo terlalu lama !
Ok. untuk breeding tentunya benar sekali kita perlu male dan female, karena tarantula tidak membelah diri, hermaprodit, atau partenogenesis. NAMUN sebagai keeper pemula jangan terburu buru membeli sepasang tarantula dengan tujuan untuk breeding. Ini alasannya :
- Tarantula yang dijual sebagai pair kemungkinan berasal dari satu eggsack yang sama, artinya mereka bersaudara. Secara teori genetika in-breeding seperti ini menghasilkan keturunan yang genetikanya kurang bagus.
- Alasan ini merupakan alasan yang paling penting : untuk breeding diperlukan jantan dewasa dan betina dewasa. Tarantula jantan akan menjadi jantan dewasa lebih dahulu dibandingkan dengan saudara betinanya, jadi jika kita memiliki tarantula yang berumur sama maka suatu saat jantan akan menjadi mature male (mm) sementara betinanya belum siap kawin. Ini adalah cara alam untuk menjaga agar tidak terjadi in-breeding. Jadi jika kamu membeli sepasang tarantula muda, sang jantan akan tetap mati sebagai jomblo terlebih dahulu sebelum betinanya siap kawin.
Kita akan bahas mengenai breeding tarantula di artikel lainnya ya, kembali ke topik sexing tarantula. Sexing merupakan proses yang menarik jika kamu menjadi keeper serius, karena dengan sexing kita akan belajar banyak hal.
Keypoints Dalam Sexing Tarantula
Yuk kita breakdown algoritma berpikirnya.
- Sexing tarantula paling akurat dilakukan pada tarantula yang sudah berukuran besar dengan mengamati kulit molt.
- Tarantula betina memiliki tempat untuk menampung sperma dari jantan, tempat ini berbentuk lipatan yang posisinya ada diantara booklung (paru-paru buku) pertama (paling dekat dengan karapas). Note : booklung ini ada dibagian perut (abdomen). Bagian bukaan lipatan penampung sperma ini disebut epigastric furrow, dan tempat penampung spermanya disebut dengan spermathecae. Jika lipatan ini ada maka tarantula = female, jika tidak ada maka tarantula = male/jantan.
- Tarantula jantan dewasa punya alat untuk menaruh sperma ke epigastric furrow, tapi jangan bayangkan seperti titit ya. Pada saat molt terakhir mencapai dewasa, segmen terakhir dari kaki kecil paling depan dari tarantula jantan yang ada disebelah taring ( namanya pedipalp ) bentuknya akan berubah menjadi lebih besar fungsinya sebagai sendok untuk menampung sperma. Bagian ini disebut sebagai palpal emboli, ini adalah ciri yang pasti dimiliki oleh setiap jenis tarantula dan laba laba jantan dewasa.
- Beberapa jenis jantan dewasa memiliki kait dibagian kaki paling depan yang dinamakan tibial hook. Tibial hook ini fungsinya untuk menahan taring tarantula betina. Kenapa begitu ? karena tarantula betina biasanya akan memakan tarantula jantan dalam proses perkawinan. Kejam ? begitulah cara alam menyediakan gizi tambahan bagi tarantula betina agar telur2 tarantula generasi berikutnya memiliki kesempatan untuk bertahan lebih baik. Nah jadi kamu yang cowok ngga usah deh bangga karena romatis hanya karena ngejemput pas ujan dan macet, udah pasti kalah sama tarantula jantan yang memang berkorban nyawa.
- Beberapa jenis tarantula ada perbedaan nyata antara jantan dan betina (hanya beberapa jenis lo ya) yang disebut dengan visual dimorphic.
CARA #1 : Sexual Dimorphism
Hanya berklaku untuk tarantula dewasa, jantan memiliki postur yang jelas berbeda dari betina
Perhatikan Perbandingan Male / Female Tarantula Berikut
Jenis Tarantula Yang Mature Malenya Tidak Memiliki Tibial Hook
Annandaliella Hirst, 1909 (Selenogyrinae)
Anoploscelus Pocock, 1897 (Eumenophorinae)
Augacephalus Gallon, 2002 (in part): A. junodi (Simon, 1904) (Harpactirinae)
Chilobrachys Karsch, 1891 (Selenocosmiinae)
Citharischius Pocock, 1900 (Eumenophorinae)
Coremiocnemis Simon, 1892 (Selenocosmiinae)
Euphrictus Hirst, 1908 (Selenogyrinae)
Heteroscodra Pocock, 1899 (Stromatopelminae)
Heterothele Karsch, 1879 (Ischnocolinae)
Hysterocrates Simon, 1892 (Eumenophorinae)
Ischnocolus Ausserer, 1871 (Ischnocolinae)
Lyrognathus Pocock, 1895 (Selenocosmiinae)
Metriopelma Becker, 1878 (Theraphosinae)
Nhandu Lucas, 1981 (in part): N. carapoensis Lucas, 1981 (Theraphosinae)
Orphnaecus Simon, 1892 (Selenocosmiinae)
Pachistopelma Pocock, 1901 (shield of spines only) (Aviculariinae)
Phlogiellus Pocock, 1897 (Selenocosmiinae)
Phoneyusa Karsch, 1884 (Eumenophorinae)
Phormingochilus Pocock, 1895 (Ornithoctoninae)
Plesiophrictus Pocock, 1899 (in part): some males may possess tibial apophyses (Ischnocolinae)
Poecilotheria Simon, 1885 (Selenocosmiinae)
Selenocosmia Ausserer, 1871 (Selenocosmiinae)
Selenotholus Hogg, 1902 (Selenocosmiinae)
Selenotypus Pocock, 1897 (Selenocosmiinae)
Sericopelma Ausserer, 1875 (Theraphosinae)
Stromatopelma Karsch, 1881 (Stromatopelminae)
Theraphosa Thorell, 1870 (in part): T. blondi (Latreille, 1804) (Theraphosinae)
Thrigmopoeus Pocock, 1899 (Thrigmopoeinae)
Xenodendrophila Gallon, 2003 (Stromatopelminae)
Sumber : BTS Journal No. 20 (3): 81-82: “A Listing of Male Theraphosids Which Lack Tibial Apophyses” by Lucian K. Ross & Rick C. West)
Catatan : Jenis Avicularria memiliki tibial hook namun ukurannya relatif kecil hingga mungkin tidak terlihat jelas
Dengan berpatokan pada keyppoints tadi kita bisa mendapat gambaran bagaimana membedakan tarantula jantan dan betina dewasa. Setelah menyimak penjelasan tadi pasti dong kamu punye pertanyaan
” kalau sexing tarantula yang sub adult / juve gimana ?
Soalnya memang sexing secara sexual dimorphism punya catatan :
- Berlaku ntuk tarantula dewasa, kita dapat mengidentifikasi mana jantan dewasa. TAPI tarantula yang tidak memiliki emboli belum tentu betina, bisa jadi ia jantan yang belum mencapai dewasa.
- Dari postur tubuh, umumnya jantan memiliki tubuh yang lebih kecil, kaki yang lebih panjang proporsinya. Namun kadang kita menemukan jantan yang posturnya jumbo sehingga seringkali disangka sebagai betina.
Yang membuat kita lanjut ke cara berikutnya yaitu : Ventral sexing.
CARA #2 : Tarantula Ventral Sexing
Ventral sexing dilakukan dengan melihat bagian bawah abdomen pada daerah epigastric furrow untuk mencari gonoslit (bukaan) yang nampak seperti garis diantara booklung pertama. Yang diamati adalah jarak antar booklung (pada jantan jaraknya dekat) juga sudut lekukan. Selain memerlukan jam terbang / pengalaman, cara ini juga kurang akurat karena abdomen tarantula memiliki rambut yang menutupi terlebih jika ukuran tarantula masih kecil.
TANDA YANG DICARI | JANTAN | BETINA |
---|---|---|
Bentuk epigastric furrow | Membantuk garis yang relatif lurus antara booklung | Lebih melengkung dibandingkan jantan |
Jarak antara booklung paling atas (dekat chepalothorax) | Letaknya lebih dekat jika dibandingkan tarantula betina | Terpisah lebih lebar |
Sudut yang dibentuk antara ujung booklung paling atas dan garis tengah / median badan tarantula | Posisi booklung lebih horizontal dibandingkan betina membentuk sudut sekitar dari 5 derajat | Posisi booklung lebih menjauh dibandingkat tarantula jantan, sudut yng dibentuk sekitar 20 derajat. |
Baik sexing melalui visual dimorphism yang melihat ciri – ciri tarantula dewasa maupun ventral sexing tidak menjamin 100% akurat. Sama seperti mengamati deretan mahluk cantik diatas yang semuanya ternyata memiliki kromosom XY bukan XX. Metode yang memiliki akurasi tinggi adalah dengan mengamati epigyne or epigynum yaitu kelamin bagian luar dari tarantula betina yang berupa bagian eksoskeleton yang lebih keras di bagian bawah abdomen, didepan epigastric furrow diantara epigastric plates. yang membawa kita ke cara paling akurat untuk sexing tarantula : Exuvia (molt)
CARA #3 : Exuvia – Mengamati Kulit Molt
Cara Paling Akurat dan Efektif Menentukan Jenis kelamin Tarantula
Saat tarantulamu berganti kulit, hasil kulit moltnya jangan dibuang karena melalui kulit inilah kita dapat melakukan teknik sexing paling akurat. Area yang akan kira amati adalah dibagian antara booklung pertama yang paling dekat dengan cephalothorax (badan).
Step by step cara sexing tarantula:
- Cek apakah kulit bagian abdomen masih utuh, area yang kita perlukan adalah bagian atas abdomen antara dua booklung. Kulit bagian cephalothorax bisa di buang / gunting untuk memudahkan.
- Simpan kulit diatas alas yang datar, saran untuk alas adalah kaca bening / plastik mika bening.
- Jika kulit sudah kering dan melipat, tetesi dengan air sabun dan tunggu sebentar. Fungsi air sabun adalah agar kulit kembali elastis dan tidak mudah sobek.
- Perlahan menggunakan pinset / jarum lebarkan kulit molt dengan posisi bagian dalam tarantula menghadap keatas. Cirinya booklung terlihat sebagai area putih, area putih ini menghadap keatas.
- Amati area antara dua booklung pertama. Cari apakah ada lipatan, untuk tarantula berukuran besar lipatan ini jauh lebih mudah untuk diamati. Jika ada lipatan maka tarantula = female, jika mulus tanpa lipatan maka tarantula = jantan.
- Untuk tarantula berukuran sedang dimana lebih sulit mengamati lipatan ini, dapat dilakukan trik dengan menggunakan kamera ponsel.
- Foto area epigynum, pastikan fokusnya pas. Lalu amati foto dengan fitur zoom
- Akan lebih baik lagi dengan trik menggunakan sumber cahaya dari belakang kulit molt. Posisikan sumber cahaya misal torch ponsel kemudian kulit molt ( ini mengapa kita menggunakan kaca / mika bening) kemudian foto kulit molt yang sudah diberi cahaya dari belakan ini. Kita akan mendapatkan hasil foto mirip x-ray kemudian amati apakah ada spermatecha. Jika ada maka tarantula – female, jika tidak ada maka tarantula – male.
- Untuk tarantula yang ukurannya masih kecil, pengecekan spermatheca memerlukan alat bantu seperti mikroskop.
Bentuk Spermatheca Setiap Spesies Tarantula Berbeda
Ini adalah beberapa contohnya diambil dari situs www.mymonsters.co.za
0853-2026-9353
TARANTULAINDONESIA.COM
Kami menyediakan tarantula untuk pemula lengkap dengan aksesorisnya.
Paket Beginner Keeper Mulai Rp 40.000